WahanaNews.co, Jakarta - Raksasa properti China Evergrande resmi mengumumkan bangkrut setelah bertahan cukup lama dengan masalah keuangan.
Evergrande adalah salah satu pengembang real estat terbesar di China. Perusahaan ini adalah bagian dari Global 500 atau merupakan salah satu bisnis terbesar di dunia berdasarkan pendapatan.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Perusahaan terdaftar di Hong Kong dan berbasis di Kota Shenzhen, China selatan. Perusahaan memiliki sekitar 200 ribu orang pekerja dan secara tidak langsung membantu mempertahankan lebih dari 3,8 juta pekerjaan setiap tahun.
Grup ini didirikan oleh miliarder China Xu Jiayin atau juga dikenal sebagai Hui Ka Yan yang pernah menjadi orang terkaya di negara tersebut. Perusahaan berdiri pada 1996 di Guangzhou, China.
Evergrande mengukuhkan dirinya sebagai salah satu perusahaan properti terbesar di China dengan memiliki lebih dari 1.300 proyek di lebih dari 280 kota di seluruh China.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Di luar perumahan, grup tersebut telah berinvestasi di kendaraan listrik, olahraga, dan taman hiburan. Evergrande bahkan memiliki bisnis makanan dan minuman, menjual air kemasan, bahan makanan, produk susu, dan barang lainnya di seluruh China.
Pada 2010, perusahaan bahkan membeli tim sepak bola yang kini dikenal sebagai Guangzhou Evergrande dan membangun sekolah sepak bola terbesar di dunia, dengan biaya US$185 juta.
Selain itu, perusahaan melayani wisatawan melalui divisi taman hiburannya, Evergrande Fairyland. Grup bahkan membuat usaha besar-besaran yang disebut Ocean Flower Island di Hainan atau biasa disebut sebagai "Hawaii China".
Evergrande Terjerat Masalah Keuangan
Dalam beberapa tahun terakhir, utang Evergrande membengkak karena meminjam untuk membiayai berbagai target proyek yang direncanakan.
Grup ini bahkan terkenal karena menjadi pengembang yang paling banyak berutang di China, dengan liabilitas senilai lebih dari US$300 miliar.
Sejak 2021, perusahaan sudah memperingatkan investor tentang masalah arus kas yang kemudian bisa gagal bayar jika tidak dapat mengumpulkan uang dengan cepat.
Pada akhir September 2021, Evergrande akhirnya mengajukan ke bursa bahwa mereka mengalami kesulitan menemukan pembeli untuk beberapa asetnya.
Setelah menghadapi masalah keuangan lebih dari dua tahun, pada 17 Agustus 2023, Evergrande Group, mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 15 di pengadilan Amerika Serikat (AS).
Dengan perlindungan ini, maka perusahaan non-AS seperti Evergrande yang sedang menjalani restrukturisasi dari para kreditur tidak dapat digugat oleh para kreditur.
[Redaktur: Sandy]