"Ini dimulai di Ukraina karena konflik ini memiliki implikasi yang lebih luas yang melampaui Rusia dan Ukraina. Ini adalah awal dari sesuatu yang lain," tegasnya.
Roubini juga menyoroti konflik nuklir di Iran dan gesekan China untuk Taiwan. Profesor bisnis Universitas New York itu berpendapat perang dingin sudah ada antara AS dan China, dan itu bisa meningkat menjadi "perang panas" karena Presiden Xi Jinping bertujuan untuk menyatukan China dan Taiwan.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
Ia juga menyoroti ancaman geopolitik. Dia menyebut perang dingin baru yang telah muncul antara AS dan China serta antara Barat dan kekuatan "revisionis" termasuk Rusia, China, Iran, Korea Utara, dan Pakistan.
"Mereka pada dasarnya menantang tatanan ekonomi, sosial, dan geopolitik yang diciptakan AS, Eropa, dan Barat setelah Perang Dunia II," kata Roubini. [tum]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.