Istrinya cukup beruntung mendapatkan tempat duduk di
penerbangan ke luar negeri tetapi tampaknya terkejut bahwa dia adalah
satu-satunya penumpang.
"Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa pesawat
yang hampir kosong itu bukan milik mereka," ungkap laporan Sky News.
Baca Juga:
Ledakan di Masjid Afghanistan Telan 3 Korban Jiwa
Menurut mantan marinir itu, "Pesawat lepas landas dari
bandara Kabul setiap jam, terlepas dari apakah mereka penuh atau tidak."
Pada saat yang sama, banyak orang bahkan tidak dapat
mencapai bandara karena Taliban meningkatkan patroli dan pos pemeriksaan di
sekitar kota.
"Kami akan meninggalkan orang-orang, itu adalah hal yang
mutlak," ujar Farthing saat menggambarkan situasi "memilukan" di ibu kota.
Baca Juga:
Ledakan di Masjid Kabul Telan Korban Jiwa
"Ini benar-benar evakuasi kacau. Kita akan menonton beberapa
adegan yang benar-benar mengerikan," tutur dia.
Farthing mengatakan dia takut harus kembali ke bandara. Dia
mengaku tidak tahu bagaimana dia bisa mengamankan perjalanan yang aman untuk
dirinya sendiri dan para stafnya yang tersisa.
Seperti sekutu Baratnya, Inggris telah menghadapi kritik
karena tidak bertindak lebih cepat untuk mengevakuasi warga dan pengungsi
ketika Taliban mendekati ibu kota Kabul.