Rusia dalam beberapa tahun terakhir semakin gencar menjalin hubungan militer dan ekonomi dengan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Vietnam, dan Myanmar. Kehadiran militer di Biak dipandang sebagai cara untuk memperdalam keterlibatan Rusia di kawasan ini.
• Mengamankan Jalur Perdagangan dan Sumber Daya Alam
Baca Juga:
Ukraina Buka 'Front Baru': 41 Pesawat Rusia Hancur, Kini Ledakkan Lagi Jembatan Krimea
Papua, khususnya Biak, berada di persimpangan jalur pelayaran internasional dan kaya akan sumber daya alam.
Dengan mengincar kehadiran militer di kawasan ini, Rusia mungkin hendak mengamankan aksesnya terhadap sumber daya strategis dan memperkuat kontrol atas arus logistik maritim.
Respons Negara-Negara Barat
Baca Juga:
Rusia Siap Banjiri Indonesia dengan Jet Tempur dan Tank Canggih, Ini Respons Kemhan
Kabar ini langsung memicu reaksi dari negara-negara sekutu Barat, terutama Australia.
Perdana Menteri Anthony Albanese menyampaikan kekhawatirannya atas kemungkinan peningkatan kehadiran militer Rusia di kawasan yang selama ini dijaga stabilitasnya melalui kemitraan regional.
“Kami sangat memperhatikan isu ini dan menekankan pentingnya transparansi serta stabilitas di Asia-Pasifik,” ujar Albanese dalam pernyataannya.