WahanaNews.co | Turki mengungkapkan Rusia dan Ukraina membuat kemajuan dalam negosiasi untuk menghentikan invasi dan disebut hampir mencapai kesepakatan.
"Tentu saja, bukan hal mudah berdamai sementara perang sedang berlangsung, di mana warga sipil terbunuh, tetapi kami ingin mengatakan momentum masih diperoleh," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat diwawancarai seperti diberitakan AFP.
Baca Juga:
Serang Markas Militer Rusia, Pejabat Ukraina: Kami Hanya Membela Diri
"Kami melihat bahwa para pihak hampir mencapai kesepakatan," katanya lagi.
Cavusoglu pada pekan ini mengunjungi Rusia dan Ukraina saat Turki, negara yang punya ikatan kuat dengan keduanya, mencoba memosisikan diri sebagai mediator.
Turki sudah menjamu menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di Antalya pada pekan lalu.
Baca Juga:
Rusia Tambah Pasukan, Kemenhan Ukraina: Kami Mulai Terdesak di Mariupol
Cavusoglu bilang Turki telah mengontak tim perunding dari kedua negara namun dia enggan membocorkan rincian pembicaraan.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Hurriyet, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin mengungkap Rusia dan Ukraina membicarakan enam poin, yakni netralitas Ukraina, pelucutan senjata dan jaminan keamanan.
Lalu poin 'de-nazifikasi', penghapusan hambatan penggunaan bahasa Rusia di Ukraina, status Donbass yang memisahkan diri, dan status Crima yang dianeksasi Rusia pada 2014.
President Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali menyerukan perdamaian, mendesak Rusia menerima pembicaraan 'bermakna' untuk mengakhiri invasi.
"Inilah saatnya bertemu, berbicara, waktu memperbarui integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina," Zelensky dalam unggahan dia di media sosial pada Sabtu (19/3).
Turki mengatakan siap menjadi tuan rumah pertemuan Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kami bekerja siang dan malam untuk perdamaian," ucap Cavusoglu. [rin]