WahanaNews.co | Sekitar 8.000 orang di Belgia kembali melakukan protes terkait aturan ketat Covid-19, Minggu (5/12/2021).
Mereka berjalan menuju kantor Uni Eropa di Brussel untuk menyampaikan pendapatnya.
Baca Juga:
Ratusan Massa Demo Kejari Gunungsitoli Desak Kasus Dugaan Korupsi Defisit-BOK Segera Dituntaskan
Demo serupa pernah dilakukan pada 21 November 2021.
Jumlah massa saat itu jauh lebih banyak, yaitu sekitar 35.000 orang.
Kantor berita AFP melaporkan, massa tidak bisa mencapai Kantor Uni Eropa lantaran petugas kepolisian telah berjaga di sana.
Baca Juga:
Demo ke Pemerintah, Ojol Sampaikan 6 Tuntutan
Barikade kawat berduri juga telah dipasang agar massa tidak bisa mendekat.
Kondisi makin memanas ketika dua drone dan helikopter berputar di lokasi demo.
Massa mengarahkan kembang api ke drone dan helikopter tersebut serta melempar kaleng bir.
Tindakan tersebut dibalas kepolisian dengan tembakan water canon.
Petugas juga melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa.
Massa yang berkumpul itu lalu terpecah dalam kelompok-kelompok kecil.
Meski begitu, bentrokan dengan petugas masih terjadi.
Demo dipicu oleh keputusan Perdana Menteri Belgia, Alexander de Croo, untuk memperketat aturan Covid-19 setelah terjadi lonjakan kasus.
Beberapa aturan itu seperti memajukan libur sekolah saat Natal dan meminta anak enam tahun ke atas memakai masker.
Demonstran juga menentang pernyataan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, yang memberikan saran untuk mewajibkan vaksinasi Covid-19.
Massa yang percaya teori konspirasi menilai kalau vaksin akan membuat anak mereka sakit.
Kasus Covid-19 di Belgia telah mencapai rata-rata lebih dari 17.800 per hari dalam sepekan terakhir.
Sementara angka kematiannya berjumlah 44 orang.
Dari total yang terinfeksi, sekitar 800 orang masuk kategori parah.
Mereka harus dirawat intensif di rumah sakit. [qnt]