WahanaNews.co | Sepertiga orang Amerika Serikat (AS) menilai pemerintah ASsudah bertindak terlalu jauh dalam mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Jajak pendapat baru itu dirilis pada Rabu (18/1/2023). Ini merupakan peningkatan tajam dari akhir Februari, beberapa hari setelah konflik pecah, ketika hanya 7% yang menyatakan demikian.
Baca Juga:
Bashar Al Assad Tinggalkan Suriah, Rusia Beri Suaka demi Stabilitas Regional
Menurut survei nasional Universitas Quinnipiac, 33% responden dewasa berpikir Washington melakukan terlalu banyak untuk membantu Kiev, sementara 21% mengatakan AS melakukan terlalu sedikit. 38% percaya jumlah bantuan Amerika tepat.
1.659 orang dewasa secara nasional disurvei antara 11 dan 15 Januari.
Sebagai perbandingan, dalam jajak pendapat serupa yang dirilis pada 28 Februari 2022, empat hari setelah permusuhan skala besar dimulai, hanya 7% orang Amerika mengatakan AS melakukan terlalu banyak untuk membantu Ukraina, sementara 45% percaya bantuan Washington tidak memadai. 37% menganggap dukungan yang diberikan ke Kiev sudah cukup.
Baca Juga:
Connie Bakrie Sebut Tak Ada Urgensi dalam Kasusnya
Melansir Sindonews, survei baru juga menunjukkan total 44% orang Amerika menyetujui cara Presiden AS Joe Biden menangani konflik Ukraina, dengan responden terbagi tajam di sepanjang garis partisan.
47% tidak menyetujui tindakan Biden di Ukraina, dengan 73% dari Partai Republik mendukung pandangan ini dibandingkan dengan hanya 16% dari Partai Demokrat.
Namun, jajak pendapat tersebut juga menemukan hanya 3% orang Amerika yang menganggap pertempuran di Ukraina adalah “masalah paling mendesak yang dihadapi negara saat ini”.
Masalah yang paling mendesak disebutkan adalah inflasi (35%), imigrasi (10%), dan kekerasan senjata (8%).
“Prioritas utama AS harus mendanai dan mempersenjatai Ukraina sehingga dapat mengalahkan Rusia di medan perang,” ungkap Ketua Minoritas Senat Mitch McConnell pada bulan Desember.
Beberapa Republikan lainnya berpendapat krisis di perbatasan selatan AS, yang mencatat rekor jumlah penyeberangan migran ilegal, harus menjadi fokus utama.
Sejak Rusia memulai operasi khususnya, AS telah menyumbang sekitar USD27,5 miliar bantuan militer ke Ukraina.
Pada 20 November, Washington juga telah berkomitmen sekitar USD10 miliar dalam bantuan kemanusiaan dan lebih dari USD15 miliar dalam bantuan keuangan, menurut Kiel Institute for the World Economy.
Bulan lalu, DPR AS secara sempit menolak RUU yang menyerukan audit bantuan ekonomi dan militer ke Kiev.
Skala besar bantuan militer AS dilaporkan telah menempatkan lembaga penegak hukum Pentagon sendiri dalam siaga tinggi untuk penjualan senjata di pasar gelap dan potensi penipuan lainnya. [eta]