WAHANANEWS.CO, Jakarta - Serangan militer Israel di Jalur Gaza sejak Selasa (25/3/2025) pagi telah menyebabkan sedikitnya 37 warga Palestina tewas.
Menurut laporan Al Jazeera pada Rabu (26/3/2025), jumlah korban terus bertambah meskipun sebelumnya ada pembicaraan terkait gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Baca Juga:
Pernyataan Kontroversial! Dubes Israel Sarankan Eksekusi Anak Palestina
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Bursh, menyatakan bahwa kondisi sektor kesehatan di wilayah tersebut sudah berada di ambang kehancuran akibat blokade dan serangan yang terus berlanjut.
Ia mengungkapkan bahwa Gaza mengalami kekurangan bahan bakar dan pasokan medis yang sangat kritis, termasuk peralatan dasar seperti kasa dan tabung oksigen.
"Saat ini, hanya ada satu generator listrik di Rumah Sakit Indonesia, dengan tujuh pasien di unit perawatan intensif. Jika generator ini mati, mereka tidak akan selamat," kata al-Bursh memperingatkan.
Baca Juga:
208 Jurnalis Tewas sejak Oktober 2023, CPJ: Israel Targetkan Media
Selain itu, keterbatasan obat-obatan untuk penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes juga telah menyebabkan banyak kematian di Gaza.
"Ini adalah penderitaan yang nyata, kematian perlahan yang tidak terlihat oleh dunia luar," ujarnya.
Di sisi lain, seorang jurnalis Al Jazeera, Hussam Shabat, dilaporkan tewas setelah kendaraan yang ditumpanginya diserang oleh pasukan Israel di Jalur Gaza pada Senin (25/3/2025) dini hari.
Al Jazeera mengonfirmasi bahwa Shabat meninggal akibat serangan drone Israel di Beit Lahia, Gaza utara.
Ia berada di dalam kendaraan bersama Muhammad Mansour, seorang pekerja media Palestina yang juga menjadi korban dalam insiden tersebut.
Pihak berwenang di Gaza telah mengonfirmasi kematian kedua jurnalis tersebut sebagai bagian dari meningkatnya jumlah korban dalam konflik yang terus berlangsung.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]