“Kami tak bisa menunjukkan rambut kami kepada yang lainnya. Itu adalah tugas kami untuk memakai hijab. Hijab adalah kebanggaan dan martabat saya,” tambahnya.
Sementara, Shabana menegaskan bahwa berhijab adalah haknya yang dijamin oleh konstitusi.
Baca Juga:
Mengenal Davina Harniadi: Hijab Traveler yang Menginspirasi Lewat Sosial Media
“India merupakan negara yang sekuler, bahkan saya memiliki hak untuk menjalankan agama saya,” ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa perjuangannya untuk mendapatkan hak menggunakan hijab seperti sebuah siksaan mental.
Shabana pun menuduh Raghupathi Bhat, seorang legislator lokal dari partai Narendra Modhi, Partai Bharatiya Janata (BJP), telah mengancam mereka.
Baca Juga:
Viral Pernyataan Senator Bali Arya Wedakarna Dianggap Rasis Soal Hijab
“Yang pertama, kami khawatir mengenai pendidikan kami, karena mereka tak membiarkan kami masuk ke kelas. Secara mental kami terganggu,” tuturnya.
Bhat sendiri menegaskan bahwa sekolah itu telah memiliki seragam sejak 1985, dan menegaskan bahwa para siswi diizinkan menggunakan hijab di area sekolah.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa mereka harus membukanya saat berada di dalam kelas.