Kontroversi terjadi atas kurangnya kejelasan seputar seragam di sekolah yang dikelola oleh pemerintah di negara bagian itu.
Departemen pendidikan sarjana negara bagian tak mengamanatkan seragam untuk sekolah tersebut, dan bahwa masing-masing sekolah telah membuat aturan mereka sendiri.
Baca Juga:
Mengenal Davina Harniadi: Hijab Traveler yang Menginspirasi Lewat Sosial Media
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah Karnataka telah membentuk komite ahli yang akan meninjau putusan di Mahkamah Agung, dan berbagai pengadilan tinggi negara bagian tentang aturan berpakaian.
Seperti dilaporkan The News Minute, hingga saat itu, para siswa diharuskan menggunakan seragam yang dimandatkan oleh institusi mereka.
Namun, pihak pemerintah negara bagian tak mengungkapkan batas waktu bagi komite tersebut untuk melaporkannya.
Baca Juga:
Viral Pernyataan Senator Bali Arya Wedakarna Dianggap Rasis Soal Hijab
Pihak sekolah tetap menegaskan bahwa menggunakan hijab tak konsisten dengan aturan berpakaian institusi.
Meski begitu, para pelajar menegaskan pentingnya hijab sebagai bagian dari identitas mereka, dan peraturan itu telah melanggar hak mereka untuk menjalankan agama mereka yang dijamin di bawah konstitusi India.
“Di Islam sangat penting menggunakan hijab. Kami tak bisa menunjukkan kepala kami ke pria lain,” tutur Zoya.