Lebih
lanjut, kata dia, "landasan dari rencana komprehensif Presiden AS untuk
mengurangi kekerasan senjata adalah dengan menyediakan alat dan sumber daya
yang dibutuhkan masyarakat, untuk mengurangi kejahatan senjata termasuk di
Washington DC."
"DC
adalah salah satu dari lima wilayah nasional di mana DOJ (Departemen Kehakiman
AS) meluncurkan operasi penindakan penyelundup perdagangan senjata kemarin,
yang akan memaksa sumber daya penegakan hukum lokal di seluruh yurisdiksi untuk
menjaga senjata dari tangan penjahat," ujar Psaki.
Baca Juga:
Parlemen AS Resmi Setujui Penyelidikan Pemakzulan terhadap Joe Biden
Dia
mengakui, lokasi penembakan terbaru itu merupakan kawasan padat
penduduk, di mana banyak restoran dan lalu lintas pejalan kaki.
"Ini
adalah bagian kota yang cukup populer di mana banyak dari kita tinggal," kata
dia.
Menurutnya,
Washington DC, juga memanfaatkan dana luar biasa yang mereka dapatkan melalui
rencana penyelamatan, untuk meningkatkan keselamatan publik.
Baca Juga:
Joe Biden Minta Israel Lindungi Warga Sipil Gaza, Redam Serangan Darat
Proposal
anggaran Wali Kota Washington DC akan menginvestasikan 59 juta dollar AS (Rp
854 miliar) dari rencana penyelamatan untuk mengurangi kejahatan kekerasan.
"Ini
akan menambah 100 slot baru untuk program kadet dan menambahkan 14 juta dollar
AS (Rp 202 miliar) untuk inisiatif keselamatan pemuda. Jadi kami pasti melihat
dan merasakan ini (dampak) bahkan di komunitas kami di sini dan ini (DC) adalah
salah satu kota yang menjadi fokus DOJ," ujarnya.
Penembakan
itu terjadi pada Kamis (22/7/2021) petang di persimpangan yang berdekatan dengan Le Diplomate, di mana
Biden pada 31 Mei melakukan jamuan makan pertamanya di luar sebagai presiden di
sebuah restoran DC.