Laporan itu, yang menurut Tedros 'membuat bacaan yang mengerikan', mengutip 'kelalaian individu yang mungkin merupakan pelanggaran profesional'.
Ia juga mengatakan menemukan kegagalan struktural yang jelas dan ketidaksiapan untuk mengelola risiko insiden eksploitasi dan pelecehan seksual di negara Afrika tengah yang miskin itu.
Baca Juga:
Bahayakan Kesehatan, BPKN: Waspadai AMDK dengan Bromat Melebihi Batas Aman
Menyusul laporan media pada bulan Mei bahwa manajemen WHO mengetahui dugaan kasus di Kongo dan tidak bertindak, 53 negara bersama-sama menuntut agar WHO menampilkan 'kepemimpinan yang kuat dan patut dicontoh' dalam mencegah pelecehan seksual.
Tuduhan itu tidak akan terungkap jika bukan karena penyelidikan selama setahun yang diungkapkan September lalu oleh Thomson Reuters Foundation dan The New Humanitarian yang mendokumentasikan dugaan eksploitasi dan pelecehan perempuan oleh staf internasional selama krisis Ebola. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.