Para anggota Taliban itu sempat berhenti menyerang Najia.
Namun, nyawa Najia tidak tertolong dan tewas ditempat setelah dipukuli para
milisi Taliban.
Setelah menghabisi nyawa Najia, Manizha mengatakan para
milisi melempar sebuah granat ke salah satu ruangan di rumah mereka lalu kabur.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Taliban membantah telah membunuh Najia. Namun, sejumlah
saksi mata dan pejabat setempat membenarkan kejadian itu dan rumah korban
dibakar.
Seorang tetangga Najia juga mengaku sempat meneriaki milisi
Taliban untuk berhenti menyerang perempuan tersebut. Ia mengatakan banyak
perempuan di desa itu merupakan janda yang ditinggal para suaminya yang bekerja
sebagai pasukan Afghanistan.
Kebrutalan itu merupakan gambaran mengerikan dari ancaman
yang kini dihadapi sebagian besar perempuan di pelosok Afghanistan setelah
Taliban mengambil alih pemerintahan pada 15 Agustus lalu.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Perempuan Afghanistan mulai ketakutan untuk keluar rumah
sejak Taliban menduduki Kabul dan Istana Kepresidenan. Mereka takut hak-hak
dasar mereka seperti sekolah, meniti karir, hingga berpakaian, hingga keamanan
mereka kembali dirampas Taliban.
Meski kali ini Taliban berjanji akan membentuk
"pemerintahan Islam yang inklusif", masyarakat Afghanistan, terutama
kaum perempuan, masih tetap khawatir bagaimana masa depan mereka di era
kepemimpinan kelompok itu.
Farzana Kochai, salah satu perempuan yang menjabat sebagai
anggota parlemen Afghanistan, mengatakan dia tidak tahu apa yang akan terjadi
selanjutnya.