"Jika Anda adalah Xi Jinping, Anda mungkin berpikir, 'Kami cukup tangguh dalam hal teknologi dan kemandirian ekonomi, jadi tarif ini tidak akan berdampak besar bagi kami'," ujar Lily McElwee, peneliti dari Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Menurutnya, Xi Jinping juga memiliki "alat pembalasan" yang dapat digunakan untuk memberikan tekanan balik terhadap AS.
Baca Juga:
Tarif 145%! Trump Hantam China Tanpa Ampun, Perang Dagang Makin Membara
Dampak dari perang dagang ini diperkirakan dapat memicu lonjakan inflasi di AS, yang pada akhirnya berisiko mendorong resesi ekonomi.
Jika hal itu terjadi, AS mungkin akan mencari jalan damai dengan menawarkan negosiasi yang lebih menguntungkan bagi China.
Posisi Beijing sebagai pemasok utama barang elektronik dan teknologi ke pasar AS membuat dampak tarif tinggi ini akan sangat dirasakan oleh konsumen Amerika.
Baca Juga:
10 Negara Paling Dibenci di Dunia: China, AS, dan Rusia di Urutan Teratas
Selain tarif balasan, China juga memiliki opsi sanksi lainnya, termasuk penghentian ekspor mineral tanah jarang yang sangat dibutuhkan oleh industri teknologi AS.
Mineral ini menjadi perhatian utama bagi pemerintahan Trump, yang sebelumnya telah berupaya mencari alternatif pasokan dari wilayah lain seperti Ukraina dan Greenland.
Di luar sektor teknologi, China juga dapat menerapkan pembatasan terhadap perusahaan hukum dan komersial asal AS yang beroperasi di negaranya.