WahanaNews.co, Jakarta - Tank-tank Israel pada Senin memblokade RS Al Shifa, di mana petugas medis di rumah sakit utama di Kota Gaza itu mengatakan sejumlah pasien, termasuk bayi yang baru lahir, meninggal karena RS tidak dialiri listrik.
RS itu menjadi target utama pasukan Israel untuk menguasai separuh wilayah utara Jalur Gaza.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al Qidra, yang berada di dalam RS tersebut, mengatakan 32 pasien meninggal dalam tiga hari terakhir, termasuk tiga bayi yang baru lahir, akibat pemadaman listrik dan pengepungan.
Sedikitnya 650 pasien masih berada di RS itu, menunggu untuk dievakuasi ke RS lain oleh Palang Merah atau lembaga netral lainnya.
Israel mengatakan rumah sakit itu berada di atas terowongan para pejuang Hamas, yang menggunakan pasien sebagai tameng. Tuduhan tersebut dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina itu.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Tank-tank berada di depan RS. Kami diblokade penuh. Ini daerah sipil sepenuhnya. Hanya ada fasilitas kesehatan, pasien, dokter, dan warga sipil lain yang tinggal di RS. Ini harus dihentikan," kata seorang ahli bedah Al Shifa, Dr Ahmed El Mokhallalati, lewat telepon.
"Mereka membombardir tangki-tangki (air), mereka membombardir sumur-sumur, mereka membombardir pompa oksigen juga. Mereka membombardir segalanya di RS," kata dia.
"Jadi, kami hampir tidak bisa bertahan. Kami katakan, RS bukan lagi tempat yang aman untuk merawat pasien. Kami membahayakan pasien jika tetap membiarkan mereka di sini."