"Kami akan bekerja tanpa henti untuk mengidentifikasi, mengacaukan, mengekspos, dan menargetkan mereka yang membantu Wagner," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Kirby juga membeberkan bahwa pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin, memicu ketegangan di Kremlin atas klaim keberhasilan kelompok itu di Ukraina.
Baca Juga:
Faisal Basri Ekonom Senior Meninggal Dunia
"Prigozhin mencoba mengedepankan kepentingannya sendiri di Ukraina dan Wagner menjalankan aksi militer di Ukraina berdasarkan pada apa yang bakal mereka hasilkan untuk Prigozhin, dalam hal meraup publisitas positif," ujarnya.
Prigozhin memang kerap mendapat sorotan positif atas kemajuan Rusia di Ukraina kala pasukannya menuju kota Bakhmut. Dia juga disorot setelah mengklaim berhasil merebut Soledar pekan lalu.
Namun, dia punya hubungan buruk dengan AS selama bertahun-tahun. Prigozhin pernah didakwa oleh Kementerian Kehakiman AS pada Februari 2018 karena ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016
Baca Juga:
Kemenkeu Apresiasi Pemanfaatan Dana Desa di Sumedang
Saat itu, dua bisnis miliknya yakni Internet Research Agency dan Concord Management and Consulting dituding mendanai operasi intervensi terhadap pilpres AS.
Dia dan sejumlah perusahaannya juga berada di bawah sanksi AS dan Eropa untuk berbagai kondisi.
Salah satunya yakni sanksi ekonomi AS yang diberikan sejak Desember 2016 karena membantu "secara finansial" para pejabat senior Rusia dan terlibat kesepakatan bisnis besar-besaran dengan Kementerian Pertahanan Rusia. Meski begitu, Prigozhin membantah tudingan tersebut. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.