Dia merasa terancam dan takut kotanya akan hancur menyusul tempat lainnya.
“Tidak ada yang mengerti apa itu,” kata Sergiy, menolak memberikan nama keluarganya karena takut akan pembalasan.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Senjata mengaum seperti roket apapun, tetapi bukannya meledak seketika.
Mereka mengeluarkan hingga dua lusin ranjau yang meledak pada interval tertentu, membagi kematian dalam beberapa jam sesudahnya.
Rusia telah meluncurkan rudal jelajah, mengirim tank dan menembakkan mortir, artileri dan roket.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Senjata-senjata itu menambah elemen bahaya lain bagi warga sipil yang mencoba menavigasi bagian-bagian lanskap yang hancur.
Tambang itu adalah tabung hijau seukuran satu liter soda, dikemas dengan tiga pon bahan peledak.
Ranjau darat tersebut sering digunakan untuk melumpuhkan tank. Tetapi, dalam kasus Sergiy, putrinya yang berusia 8 tahun terjebak di ladang.