Dia merasa terancam dan takut kotanya akan hancur menyusul tempat lainnya.
“Tidak ada yang mengerti apa itu,” kata Sergiy, menolak memberikan nama keluarganya karena takut akan pembalasan.
Baca Juga:
Ledakan Ranjau Darat di Suriah Tewaskan 7 Penumpang Mobil
Senjata mengaum seperti roket apapun, tetapi bukannya meledak seketika.
Mereka mengeluarkan hingga dua lusin ranjau yang meledak pada interval tertentu, membagi kematian dalam beberapa jam sesudahnya.
Rusia telah meluncurkan rudal jelajah, mengirim tank dan menembakkan mortir, artileri dan roket.
Baca Juga:
Inovasi Baru, Kamboja Ubah Anjing Pendeteksi Ranjau Jadi Pelacak Covid-19
Senjata-senjata itu menambah elemen bahaya lain bagi warga sipil yang mencoba menavigasi bagian-bagian lanskap yang hancur.
Tambang itu adalah tabung hijau seukuran satu liter soda, dikemas dengan tiga pon bahan peledak.
Ranjau darat tersebut sering digunakan untuk melumpuhkan tank. Tetapi, dalam kasus Sergiy, putrinya yang berusia 8 tahun terjebak di ladang.