"Risiko yang terkait fisik berupa tingginya keguguran dan menggugurkan kandungan (aborsi), kelahiran prematur, berat badan bayi yang lahir rendah (BBLR)," ujar Sutrisno dilansir dari Kompascom, Minggu (15/1/2023).
"Kemudian, perdarahan kehamilan dan persalinan, ibu hamil kurang gizi dan stunting, tekanan darah tinggi, persalinan tidak aman, dan kematian maternal," lanjut dia.
Baca Juga:
Didikan Militer untuk Pelajar: Pemprov Jabar Latih 50 Siswa Subang di Lanud Sdm
Sementara, dampak psikis yakni berupa belum siapnya mental ibu sangat muda untuk bertindak sebagai ibu dan merawat seorang bayi, sehingga potensi mengalami gangguan perilaku.
Tidak hanya pada ibu, kehamilan pada ibu usia muda juga berpengaruh pada bayi.
Sutrisno menyampaikan, kehamilan muda menyebabkan bayi mengalami gangguan tumbuh kembang.
Baca Juga:
Lecehkan 24 Pelajar, Guru SD di NTT Terancam Penjara 15 Tahun
"Pada sisi bayi menyebabkan gangguan tumbuh kembang, defisiensi mikronutrient dan kematian bayi," lanjut dia.
Adapun gangguan tumbuh kembang bayi seperti pertumbuhan fisik yang tidak sesuai usia dan kurva normal.
Artinya, pertumbuhan kognitif dan psikomotor yang tidak normal, dan IQ bayi cenderung lebih rendah.