Untuk defisiensi mikronutrient yang dimaksud adalah kurangnya asupan nutrisi seperti iodine, magnesium, selenium, calsium, zat besi, asam folat, zinc, dan lainnya.
Terpisah, Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Ari Kusuma Januarto menyampaikan, ibu remaja (berusia 10–19 tahun) menghadapi risiko eklampsia, endometritis nifas, dan infeksi sistemik yang lebih tinggi daripada wanita berusia 20–24 tahun.
Baca Juga:
Didikan Militer untuk Pelajar: Pemprov Jabar Latih 50 Siswa Subang di Lanud Sdm
Eklampsia adalah terjadinya kejang pada kehamilan (di atas 20 mg) atau setelah melahirkan, yang mengikuti kondisi tekanan darah tinggi dan protein meningkat dalam kehamilan.
"Bayi dari ibu remaja menghadapi risiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan kondisi neonatal yang parah," ujar Ari dilansir dari Kompascom, Minggu (15/1/2023).
Usia aman ibu hamil
Baca Juga:
Lecehkan 24 Pelajar, Guru SD di NTT Terancam Penjara 15 Tahun
Sutrisno menyampaikan, usia kehamilan untuk seorang perempuan disarankan sudah masuk usia 21 tahun ke atas.
Pasalnya, usia 21 tahun ke atas, secara fisik dan mental dirasa sudah siap.
"Meski begitu, sosial ekonomi juga menjadi pertimbangan, mengingat menjadi orang tua baik harus didukung dengan kondisi sosial ekonomi yang memadai," kata dia.