Pakar-pakar kesehatan mengatakan jumlah kasus diperkirakan bertambah pada Agustus hingga September.
Sedangkan angka kematian tahun ini sudah melampaui angka tahun 2022, sebanyak 281 dan jumlah orang terjangkit sekitar dari 62.423 orang. Deteksi dini dan akses ke layanan kesehatan layak dapat mencegah kematian hingga kurang dari satu persen orang yang terjangkit penyakit ini.
Baca Juga:
China dan Bangladesh Bersiap Gelar Pelatihan Militer Bersama
"Ketika pra musim hujan dimulai pada April, maka mulailah juga nyamuk Aedes itu berkembang biak. Virus ini telah menyebar luas dalam masyarakat, jadi virus itu juga telah disebarluaskan (oleh nyamuk)," jelas profesor entomologi dari Universitas Jahangirnagar, Kabirul Bashar.
"Inilah sebabnya kita punya angka kasus demam berdarah yang sangat tinggi selama Juli. Angka ini kemungkinan meningkat selama Agustus dan September," lanjutnya.
Dr Yasir Arafat, penasehat kesehatan dan nutrisi senior Save the Children, mengungkapkan di seluruh Asia, cuaca ekstrem mengganggu kesehatan anak dan kenaikan jumlah wabah demam berdarah yang sangat pesat ini akan semakin mengganggu kesehatan fisik dan mental mereka.
Baca Juga:
Ada Indonesia, Berikut 25 Situs Penting Sejarah dan Budaya Dunia yang Terancam Punah
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.