Meski demikian, Fionna mengingatkan pentingnya tidak terburu-buru melakukan self-diagnose tanpa konsultasi ke tenaga profesional.
“Jangan sampai self-diagnose, jangan sampai hanya asal kira-kira saja, tanpa mengkonsultasikan ke tenaga profesional atau psikolog profesional,” katanya.
Baca Juga:
Tito Karnavian Instruksikan Pejabat Daerah Pangkas Acara Mewah dan Flexing
Langkah pencegahan yang utama, menurut Fionna, adalah kesadaran diri untuk menilai apakah perilaku flexing masih wajar atau sudah menjadi masalah.
“Perlu kesadaran diri, apakah ini sudah cukup mengganggu atau belum? dan orang lain di sekitar kita sudah merasa terganggu atau tidak?” ujarnya.
Dengan kesadaran tersebut, seseorang bisa menilai batas antara ekspresi diri yang sehat dengan kebiasaan yang menimbulkan dampak negatif bagi dirinya maupun lingkungannya.
Baca Juga:
Tito Instruksikan Kepala Daerah Tunda Semua Kegiatan Seremonial dan Pemborosan
Flexing memang tidak selalu salah, tetapi jika menjadi satu-satunya sumber rasa berharga, perilaku ini berpotensi menyeret individu ke dalam gangguan psikologis.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.