Menurutnya, beda orang beda pula gejala yang dirasakan sehingga hal tersebut tidak bisa disamakan untuk membagi jenis dari varian Covid-19, kecuali melalui uji sampel.
"Batuk Omicron, batuk Delta, batuk flu, batuk Alpha, tidak bisa dibedakan. Jangan terpengaruh dengan isu bahwa kalau Omicron batuknya ringan, kalau Delta kering, semua gejala hampir sama. Oleh karena itu, di era pandemi ini begitu muncul gejala, wajib untuk di-swab karena kita enggak bisa bedakan ini Covid atau bukan," ungkapnya.
Baca Juga:
Mudah Menular, Benarkan Covid Centaurus Lebih Parah dari Delta?
Varian Omicron juga disebut tidak memiliki gejala penurunan kemampuan untuk mencium, padahal banyak pasien yang mengalami anosmia.
Hanya saja, masalah ini tidak muncul saat awal terjadinya infeksi.
"Para ahli enggak pernah menyatakan Omicron enggak alami anosmia, banyak juga yang mengalaminya. Gejala semua bisa mirip, baik Delta maupun Omicron, munculnya anosmia bisa kapan saja, ada yang dari awal gejala muncul tapi ada juga yang baru di hari kelima," kata dr. Ronal.
Baca Juga:
Kerap Disangka Flu Ringan, Ini Tanda-tanda Omicron BA.4-BA.5
Akan tetapi, dr. Ronald mengakui bahwa Omicron lebih menular dibandingkan dengan Delta. Namun dengan lebih banyak kasus yang muncul, angka rawat inap pun semakin tinggi.
Spektrum derajat infeksi Omicron juga beragam bisa asimtomatik, ringan, perlu rawat inap, hingga kematian. Meskipun berdasarkan data awal Omicron lebih ringan, virus ini masih berbahaya terhadap populasi rentan seperti orang lanjut usia, komorbid dan lainnya.
"Selain vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan sangat penting untuk menurunkan transmisi, apapun variannya," tutup dr. Ronald.