WAHANANEWS.CO, Jakarta - Obesitas telah menjadi ancaman kesehatan global yang semakin serius, terutama di delapan negara yang menyumbang lebih dari separuh populasi dunia dengan berat badan berlebih: China, India, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, Meksiko, Indonesia, dan Mesir.
Jika tidak ada langkah nyata untuk mengatasi tren ini, sistem kesehatan di berbagai negara akan menghadapi tekanan besar akibat lonjakan penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan kanker.
Baca Juga:
Penyakit yang Rentan Diidap oleh Pekerja Shift Malam
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal The Lancet dan dikutip oleh Japan Times pada Rabu (12/3/2025) memperingatkan bahwa pada 2050, hampir 60% orang dewasa dan sepertiga anak-anak di dunia berisiko mengalami obesitas atau kelebihan berat badan tanpa intervensi yang serius dari pemerintah.
Penelitian yang mencakup data dari 204 negara ini mengungkapkan bahwa jumlah penderita obesitas meningkat drastis dari 929 juta pada 1990 menjadi 2,6 miliar pada 2021, dan diprediksi melonjak menjadi 3,8 miliar dalam 15 tahun ke depan.
"Epidemi obesitas global ini merupakan tragedi besar dan kegagalan sosial yang monumental," ujar Emmanuela Gakidou dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), AS.
Baca Juga:
Dokter Jelaskan Adiksi Gawai Sebabkan Obesitas dan Kehilangan Ingatan
Jika dibiarkan, seperempat dari total penderita obesitas pada 2050 akan berusia di atas 65 tahun, yang akan meningkatkan angka penyakit kronis serta memperberat beban layanan kesehatan.
Selain itu, angka obesitas pada anak-anak dan remaja diperkirakan meningkat hingga 121%, terutama di Afrika Utara, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Karibia.
Menurut Jessica Kerr dari Murdoch Children's Research Institute, masih ada kesempatan untuk membendung krisis ini dengan reformasi besar dalam sistem pangan global dan kebijakan kesehatan.