Lebih dari sekadar gangguan fokus, kebiasaan scrolling tanpa henti juga dapat menimbulkan ketergantungan digital. Banyak yang merasa cemas jika tidak membuka media sosial dalam waktu singkat.
Fenomena doomscrolling kebiasaan mengonsumsi konten terus-menerus tanpa arah jelas menjadi bentuk pelarian dari stres dan kebosanan.
Baca Juga:
Papua Nugini Memanas, Polisi Blokir Facebook di Tengah Operasi Anti-Teror
Sayangnya, ini justru memperparah kondisi mental karena otak terus berada dalam kondisi overstimulasi. Akibatnya, kualitas tidur menurun, kecemasan meningkat, bahkan memicu gejala depresi ringan.
Kesadaran dan Langkah Perubahan
Penurunan fokus bukanlah masalah ringan. Ini merupakan dampak dari pola hidup digital yang kurang sehat. Untuk itu, penting bagi kita untuk mulai mengelola ulang interaksi dengan media sosial.
Baca Juga:
Sosok Achmad Zaky Pendiri Platform Marketplace Bukalapak
Menerapkan digital detox, membatasi notifikasi, dan mengalokasikan waktu khusus untuk hiburan digital bisa menjadi langkah awal.
Selain itu, kembalikan kemampuan otak untuk fokus dengan aktivitas seperti membaca, menulis jurnal, atau meditasi.
Dengan kesadaran dan latihan kecil namun konsisten, kita bisa kembali mengasah fokus dan menjadi lebih hadir dalam menjalani hidup.