Dalam studi yang sama, ditemukan bahwa anak yang tumbuh tanpa peran ayah kesulitan membangun hubungan dengan sebayanya. Bahkan, dalam perilaku yang lebih ekstrem, bisa bertindak mengarah kepada kenakalan.
Hal ini sama dengan yang dijelaskan oleh psikoterapis lulusan Michigan State University, Kaytee Gillis. Ia mengatakan anak yang tumbuh tanpa peran ayah lebih berjuang dengan dirinya dan lingkungannya.
Baca Juga:
Jalan Kaki di Tanjakan, Kunci Sehatkan Jantung dan Perkuat Paru-paru
"Anak-anak yang tumbuh dengan figur ayah yang tidak terlibat, tidak tertarik, lebih cenderung berjuang dengan harga diri yang rendah, mengalami masalah perilaku, dan mungkin lebih mungkin mengalami tantangan dalam membentuk ikatan yang aman dengan orang lain dalam hidup mereka," ungkapnya dalam Psychology Today.
3. Kesehatan Mental Terganggu
Dampak yang paling disorot yakni secara psikologis, anak-anak yang tumbuh tanpa peran ayah cenderung lebih banyak mengalami isu kesehatan mental. Menurut studi, ini termasuk mengalami tingkat kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku yang lebih tinggi.
Baca Juga:
Tenangkan Batin dan Pulihkan Jiwa, Ini Manfaat Dahsyat Meditasi untuk Kesehatan Mental
Dr Rahmat dari UGM juga menyampaikan, ketiadaan figur ayah akan mengganggu pertumbuhan mental anak. Termasuk dalam membentuk identitas diri.
"Banyak keluarga masa sekarang yang mengalami ketidakhadiran ayah karena faktor pekerjaan yang menuntut mobilitas tinggi. Namun, kehadiran ayah tetap dibutuhkan untuk mendukung perkembangan emosional dan sosial anak," ucapnya.
Menurut Gillis, dampak psikologis ini akan berlanjut hingga dewasa, seperti yang ia rasakan sendiri. Kesehatan mental yang kurang terbentuk ideal, akan memengaruhi ke pilihan karier hingga menjalin sebuah hubungan yang sehat.