WahanaNews.co, Jakarta - Pada era modern ini, rokok elektrik atau disebut juga e-rokok semakin populer di kalangan perokok dan dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional.
Rokok elektrik memungkinkan pengguna untuk mengatur kadar nikotin dalam e-liquid sesuai dengan preferensi masing-masing. Hal ini memberikan kontrol lebih besar kepada perokok terkait dengan tingkat kecanduan nikotin yang mereka inginkan.
Baca Juga:
WHO: Rokok Lebih Mematikan Dibanding Kombinasi AIDS dan Malaria
Beberapa orang melihat ini sebagai keuntungan, karena mereka dapat secara bertahap mengurangi jumlah nikotin yang mereka konsumsi.
Dibandingkan dengan asap tembakau yang memiliki bau yang kuat dan tahan lama, rokok elektrik menghasilkan uap yang umumnya memiliki bau yang kurang intens dan lebih cepat hilang.
Hal ini membuatnya lebih dapat diterima di lingkungan sosial dan lebih menyenangkan bagi mereka yang ingin merokok tanpa meninggalkan bau yang terlalu mencolok.
Baca Juga:
Satu Unit Rumah di Laguboti Dilalap Sijago Merah
Meskipun demikian, perlu disadari bahwa rokok elektrik juga tidak sepenuhnya bebas dari risiko kesehatan. Artikel ini akan membahas tiga bahan berbahaya yang dapat ditemukan pada rokok elektrik dan dampaknya terhadap kesehatan.
1. Nikotin
Nikotin, yang juga terdapat dalam rokok tradisional, merupakan bahan yang menimbulkan ketergantungan pada penggunanya.
Pada rokok elektrik, nikotin hadir dalam cairan atau 'e-liquid' yang dipanaskan dan dihirup oleh pengguna. Meskipun kadar nikotin dapat diatur, pengguna tetap rentan terhadap risiko kecanduan.
Efek kesehatan dari nikotin melibatkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, peningkatan tekanan darah, dan dapat merusak sistem pernapasan.
Terlebih lagi, nikotin dapat memengaruhi perkembangan otak pada remaja, mengakibatkan dampak jangka panjang terhadap fungsi kognitif.
2. Propilen Glikol (PG) dan Gliserin
Bahan umum yang digunakan dalam e-liquid adalah propilen glikol (PG) dan gliserin. Meskipun dianggap aman untuk digunakan dalam makanan dan obat-obatan, penggunaannya dalam rokok elektrik dapat menimbulkan risiko terhadap saluran pernapasan.
PG dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan mata, sementara gliserin dapat menyebabkan dehidrasi dan iritasi pada saluran pernapasan.
Pengguna yang memiliki sensitivitas terhadap bahan-bahan ini mungkin mengalami gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, atau masalah pernapasan.
3. Senyawa Kimia Tambahan
Selain nikotin, PG, dan gliserin, rokok elektrik juga mengandung berbagai senyawa kimia tambahan. Beberapa di antaranya dapat memiliki efek kesehatan yang belum sepenuhnya diketahui.
Pemanasan e-liquid dapat menghasilkan senyawa-senyawa baru yang dapat membawa risiko potensial bagi kesehatan pengguna.
Penelitian terus dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa ini dan memahami dampaknya.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna rokok elektrik untuk tetap waspada terhadap perkembangan riset terkini dan menyadari bahwa meskipun mungkin lebih aman daripada rokok tradisional, rokok elektrik bukan tanpa risiko.
Meskipun rokok elektrik dianggap sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional, pengguna tetap perlu memahami potensi risiko kesehatan yang terkait dengan beberapa bahan utama.
Nikotin, propilen glikol, gliserin, dan senyawa-senyawa tambahan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan perokok elektrik.
Pendidikan dan kesadaran akan risiko ini penting untuk membantu pengguna membuat keputusan informan tentang penggunaan rokok elektrik dan untuk mengedepankan kesehatan jangka panjang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]