“Pemukulan terjadi berkali-kali. Jika bangun telat atau salah potong daging, gajinya dipotong, padahal tak digaji sama sekali. Semua dicatat rapi di buku majikan,” jelas Debby.
Barang bukti berupa serokan sampah, kursi lipat, ember, dan raket listrik disita sebagai alat yang diduga dipakai untuk menyiksa korban.
Baca Juga:
Antisipasi Lonjakan Konsumsi Listrik 2029, ALPERKLINAS Apresiasi Rencana Group Gallant Venture Ltd Bangun Pembangkit Listrik di Batam
Saat ini, Intan dirawat di rumah sakit dalam kondisi memprihatinkan. Ia mengalami gizi buruk, anemia, memar parah di tubuh, dan luka serius di bagian kemaluan.
“Dia butuh transfusi darah, dan sedang menunggu hasil USG karena ada keluhan sakit di perutnya,” ungkap Yosep.
Yosep juga berharap keadilan diberikan kepada Merlin, karena baginya sepupu Intan itu juga korban dari majikan yang kejam.
Baca Juga:
Alfamart Klaim Program “Satu Telur Sehari” Tekan Prevalensi Stunting Anak, Kini Berlanjut di 25 Kota/kabupaten lainnya
Sementara suami Roslina yang diketahui merupakan warga negara Korea Selatan sedang berada di luar negeri. Polisi menyatakan masih mendalami keberadaannya.
Roslina sendiri saat dihadirkan di hadapan polisi hanya tertunduk diam dan mengenakan masker.
Sosok yang dulu tersenyum lebar dalam foto-foto bersama rekan bank kini menjadi simbol kekejaman terhadap tenaga kerja rumah tangga.