WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana akhirnya angkat suara menepis isu yang menyebut kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi karena sabotase.
Dadan menegaskan bahwa berdasarkan temuan BGN, faktor utama penyebab kasus keracunan sejauh ini adalah kelalaian dalam menjalankan prosedur baku.
Baca Juga:
Bongkar Ketiadaan Regulasi, Bupati Banyumas: Pemda Tak Pernah Dilibatkan Sejak Awal MBG
"Sejauh ini akibat lalai terhadap SOP (standard operating procedure)," ujar Dadan pada Selasa (30/9/2025).
Dadan sebelumnya sudah melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa mayoritas kasus keracunan muncul di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru mulai beroperasi.
"Data menunjukkan bahwa kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi, karena SDM masih membutuhkan jam terbang," ungkapnya pada Minggu (28/9/2025).
Baca Juga:
Ekonom Minta MBG Dihentikan Sementara, Menko Airlangga: Tidak, Tetap Dilanjutkan!
Sejauh ini, BGN mencatat total 9.615 SPPG telah beroperasi dan melayani sekitar 31 juta penerima manfaat.
Selain kelalaian prosedur, Dadan menyebut persoalan lain yang turut memperbesar risiko keracunan adalah kualitas bahan baku dan kondisi air yang dipakai dalam proses pengolahan.
Data Kompas mencatat sedikitnya 5.626 siswa keracunan setelah menyantap menu MBG di berbagai daerah sejak awal Januari hingga Jumat (19/9/2025).