Di samping itu, Jokowi mengakui bahwa situasi industri jurnalisme dan media saat ini mengalami tantangan yang serius. Menurutnya, perkembangan dunia digital adalah penyebab utama permasalahan ini. Ia menekankan bahwa tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain, situasi serupa sedang terjadi.
"Digital ini tidak bisa kita hentikan, tidak bisa kita suruh stop," ucap Jokowi.
Baca Juga:
Jokowi Beri Kode Keras Usai Prabowo Bertemu Megawati
Di Forum G20 India, lanjutnya, ada enam negara besar yang berbicara soal AI (artificial intelligence) dan mengungkapkan kekhawatiran.
Menurutnya, negara-negara juga selalu terlambat membuat regulasi terkait hal baru.
"Kita belum selesai belajar satu hal, sudah muncul lagi yang lain. Sekarang naskah, skrip, narasi bisa pakai AI. Bahkan membawakan berita juga bisa pakai AI," lanjut Jokowi.
Baca Juga:
Hindari Pengaruh Jokowi Jika Terjadi Reshuffle, Igor: Yang Punya Otoritas Adalah Presiden Terpilih
Oleh karena itu, kata Presiden, diperlukan payung besar regulasi tentang transformasi digital yang holistik.
Regulasi yang holistik itu harus bisa mengatur pula mengenai industri yang berkaitan dengan digitalisasi, seperti industri kreatif dan UMKM, serta industri-industri lainnya.
Jokowi juga menghimbau kepada pers untuk tidak menghasilkan berita yang hanya bertujuan untuk menjadi viral atau menciptakan sensasi semata.