"Saya sudah membaca kalau kalah di kandang lawan Persebaya Surabaya takutnya ada apa apa."
"Saya suruh rombongan saya keluar dulu dan saya mengambil bendera di shuttle ban. Jadi saya tahu bagaimana kondisi di sana," jelasnya.
Baca Juga:
Soal Dugaan Mark Up Pengadaan Gas Air Mata, Mabes Polri Angkat Suara
Lebih lanjut, Amin juga menceritakan dia sempat kaget saat gas air mata mulai ditembakkan oleh pihak keamanan.
Apalagi, dia mengatakan, gas air mata dilarang oleh FIFA untuk digunakan saat pengamanan di stadion.
"Kalau menurut saya yang ngerti dan tahu kejadiannya, pertandingan sebenarnya aman-aman saja," lanjutnya.
Baca Juga:
Dugaan Mark Up Pengadaan Gas Air Mata, KPK Sebut Bakal Verifikasi Laporan
"Kelihatannya teman-teman Aremania sudah terima kalah 2-3. Begitu selesai pemain Persebaya sudah masuk ke lorong dan sudah aman."
"Setelah itu pemain Arema biasa berbaris di tengah lapangan, nah teman teman itu maunya protes ke pemain kita karena harga diri kalah dari Persebaya di kandang karena kalau kalah lawan Persebaya itu berat rasanya, kok tahu-tahunya ada tembakan gas air mata dari polisi yang mengarah ke tribun. Padahal itu sangat dilarang di FIFA,” ujarnya.
Amin juga mengaku sempat merasakan terkena efek dari gas air mata yang membuat napas sesak dan mata pedih.