"Tahun 77 katanya ada perubahan warga negara, bapak saya yang masih Warga Negara Asing, jadi Warga Negara Indonesia, saya waktu itu buat akta sekalian. Nama saya enggak dipakai lagi, cuma diterjemahkan. Long kan artinya Naga," katanya.
Dalam perjalanannya, Naga memeluk Islam saat berusia 26 tahun, sempat ada penolakan dari keluarganya ketika itu.
Baca Juga:
Jusuf Kalla Sebut Etnis Tionghoa Kuasai Lebih dari 50% Ekonomi RI
Lahir dan besar di keluarga Tionghoa, Naga mengaku hingga kini masih ikut merayakan Imlek.
Berdasarkan sejarah, menurutnya, Imlek bukan tradisi keagamaan sehingga tidak masalah jika ia masih tetap merayakannya.
"Kadang-kadang ketika ada orang Chinese masuk Islam, kemudian dia enggak mau ikut lagi Imlek, itu kadang-kadang yang jadi sorotan juga, sehingga entar dari keluarga Chinese mikir udah masuk Islam jadi fanatik dan segala macam," ucapnya.
Baca Juga:
Ramai di Medsos, Inilah Arti Istilah dari 'Hidden Gems'
Merayakan Imlek sebagai muslim, Naga mengakui membatasi rangkaian kegiatan Imlek. Ia meninggalkan apa yang menurutnya tak sesuai dan mempertahankan apa-apa yang menurutnya tidak bertentangan dengan keyakinan. Semua itu dilakukan Naga secara perlahan.
Ia bercerita, suatu waktu ketika sudah masuk Islam, ia masih ikut mempersiapkan perlengkapan untuk neneknya bersembahyang satu hari sebelum Imlek.
"Keluarga saya ada yang pindah Kristen, sehingga tidak tertarik lagi untuk sembahyang bulan. Tinggal nenek saya yang masih menjalankan. Namanya nenek-nenek harus dibantu. Kalau enggak dibantu nanti dia jatuh atau apa, malah lebih fatal urusannya. Dulu saya masih suka bantuin. Misal bakar-bakar duit duitan. Tapi saya enggak ikut pas penyembahan," katanya.