Selain soal sembahyang, ia pun mengaku tidak mengikuti kegiatan makan-makan bersama keluarganya.
"Misalnya kita enggak bisa tradisi makan bareng. Sulit sekali. Bukannya kita enggak mau ya. Apalagi makanan pas saat makan bareng itu kan enggak pas untuk orang Islam," ujarnya.
Baca Juga:
Jusuf Kalla Sebut Etnis Tionghoa Kuasai Lebih dari 50% Ekonomi RI
Perayaan Imlek setiap tahun, bagi Naga kini dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi dengan keluarganya. Dalam Islam, kata dia, silaturahmi dianjurkan.
Menurutnya juga, silaturahmi bisa sebagai syiar untuk menghilangkan pandangan-pandangan negatif agama lain terhadap Islam.
"Silaturahim kan termasuk ajaran Islam. Kenapa kita tidak manfaatkan ajaran ini. Tetap saya datang ke ibu saya. Bahkan setelah saya menikah, saya ajak istri saya meski bukan orang chinese," katanya.
Tradisi lain yang masih dilakukannya adalah bagi-bagi angpao. Menurutnya, berbagi juga merupakan ajaran Islam yang dianjurkan untuk dilakukan.
Baca Juga:
Ramai di Medsos, Inilah Arti Istilah dari 'Hidden Gems'
"Itu kan tradisi dari orang yang udah menikah memberikan uang ke yang belum (menikah). Dalam ajaran Islam ada ajaran memberi. Kenapa kita enggak coba walaupun kemasannya bukan Islam?" katanya.
Naga mengatakan ajaran Islam di ranah sosial itu luas. Ia pun menyayangkan jika ada rekannya yang masuk Islam namun memutus hubungan sosial dengan pihak lain.
"Karena ajaran Islam yang paling luas kan ajaran sosialnya. Kalau ajaran tentang teologi justru sedikit. Kadang yang kita sayangkan. Orang lebih konsen kepada ajaran teologi jadi melupakan sosialnya," ujarnya.