WahanaNews.co | Kelompok
Cipayung Plus mendesak Presiden Jokowi mengevaluasi seluruh jajaran di kabinet,
dan menyebut presiden telah gagal menangani pandemi Covid.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Konferensi pers ini digelar di Gedung Joang "45, Jakarta
Pusat, Jumat (20/8/2021). Kelompok Cipayung Plus terdiri atas sejumlah
organisasi, di antaranya PB HMI, PB PMII, PP GMKI, PP PMKRI, PP HIKMABUDHI, PP
KMHDI, DPP IMM, PP KAMMI, PP HIMA PERSIS, PP PII, dan LN LMND.
"Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden
Joko Widodo gagal dalam penanggulangan wabah Covid bersama dampak yang datang
mengiringinya, baik di sektor ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun
pemerintahan," kata salah satu perwakilan Kelompok Cipayung Plus yang juga
Ketua GMKI, Jefri Edi Irawan Gultom.
Jefri lantas mengutip pernyataan Jokowi dalam pidato
kenegaraan yang menyebutkan pandemi sebagai kawah candradimuka yang menguji
ketahanan bangsa. Namun, kata Jefri, pandemi yang telah berlangsung selama 1
tahun lebih itu telah membuat keadaan Indonesia tidak baik-baik saja.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Ekonomi masyarakat merosot ke level terbawah terhitung
10 tahun terakhir ini. Ekonomi Indonesia turun kelas dari upper middle income
country menjadi lower middle income country dan pada gilirannya mendongkrak
tingginya angka kemiskinan sosial, sistem pendidikan tampak gampang dalam
menyesuaikan dirinya. Sementara itu, ranah politik seolah terkesan kocar-kacir
dalam meresponsnya. Kondisi ini tentu akan menjauhkan Indonesia dari cita-cita
negara maju," ujar Jefri.
Jefri menjelaskan efek domino dari kebijakan politik yang
tidak terukur menyebabkan adanya korban jiwa. Selain itu, kebijakan pemerintah
selama pandemi juga dinilai tak menjurus pada titik akhir yang jelas.
"Pemerintah dianggap tidak berhasil mengendalikan
problem utama kebangsaan yang kian berkepanjangan ini. Vaksinasi yang tidak
mencapai target. Lalu lintas komunikasi antarlembaga negara yang amburadul.
Korupsi bansos yang menggurita dan isu-isu lainnya adalah ironi di tengah
derita rakyat yang membutuhkan pertolongan serius," ujar Jefri.