Pada bagian lain, Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan ini menyebut bahwa proyek PSEL di NTB dapat menjadi model nasional apabila dirancang dan dieksekusi dengan benar.
“PSEL bukan sekadar proyek teknologi, tetapi transformasi hulu-hilir pengelolaan sampah. Jika proyek ini berhasil, NTB bisa menjadi pionir integrasi pengurangan sampah dan produksi energi bersih,” tutur Tohom.
Baca Juga:
PLN Ungkap Kebutuhan 12 Ribu Ton Sampah per Hari untuk Dorong PLTSa 197,4 MW
Ia juga menggarisbawahi bahwa keberhasilan program seperti ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam peta energi terbarukan Asia.
“Negara-negara lain telah menjadikan waste-to-energy sebagai tulang punggung pengurangan emisi. Indonesia perlu bergerak cepat agar tidak tertinggal,” tambahnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas ESDM NTB, Niken Arumdati, menegaskan bahwa pembangunan PSEL di Kebon Kongok menjadi langkah penting mengatasi kondisi darurat sampah dan sekaligus menghasilkan energi terbarukan.
Baca Juga:
Banyak Daerah yang Terapkan, MARTABAT Prabowo-Gibran: Pengolahan Sampah Modern Trenggalek Jadi Model Energi Bersih Masa Depan
Tiga calon investor—Stellio (Belanda), Ekton Energy (Turki), dan PT Kaltimex—telah menyampaikan minat dan sedang menjalani proses studi serta administrasi lanjutan.
Investor yang serius wajib masuk dalam Daftar Penyedia Terseleksi (DPT), sementara seluruh proses seleksi dan presentasi rencana proyek dilakukan di Danantara dengan penilaian dari kementerian terkait.
[Redaktur: Rinrin Khaltrina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.