WahanaNews.co, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menangguhkan keanggotaan dua orang yang diduga memiliki hubungan dengan organisasi yang mendukung Israel. Organisasi ini konon telah memfasilitasi pertemuan antara lima aktivis Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel Isaac Herzog baru-baru ini.
Muhammad Asrorun Ni'am Sholeh, Ketua Bidang Fatwa MUI, menyatakan bahwa penangguhan ini dilakukan untuk keperluan klarifikasi. Ia menekankan bahwa kedua sosok tersebut tidak termasuk dalam delegasi NU yang berkunjung ke Israel.
Baca Juga:
PLN LAKSANAKAN GELAR PERALATAN DAN PASUKAN PEKERJAAN KONTRUKSI JARINGAN WILAYAH KERJA PROVINSI JAMBI TAHUN 2024
Asrorun Ni'am menolak mengungkapkan identitas atau posisi kedua orang yang ditangguhkan, hanya menyebutkan bahwa mereka pernah mengunjungi Duta Besar Israel untuk Singapura.
Ia menambahkan bahwa mereka bisa menghadapi sanksi berat jika terbukti melakukan pelanggaran serius, dan investigasi masih berlangsung terkait dugaan keterlibatan mereka dengan organisasi pro-Israel.
Sementara itu, Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU, mengungkapkan bahwa lima aktivis muda NU mengunjungi Israel atas undangan sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mendukung Israel.
Baca Juga:
Bawaslu Perintahkan KPU Tetapkan 2 Kader PKB yang Dibatalkan sebagai Calon Legislatif Terpilih
Ia menduga bahwa kunjungan ini bertujuan agar para aktivis tersebut menyebarkan narasi pro-Israel sekembalinya ke tanah air. Gus Yahya juga menyatakan bahwa organisasi-organisasi semacam ini beroperasi di berbagai negara sebagai pendukung Israel.
"Jadi, (NGO) yang membantu citra Israel, melakukan lobi untuk kepentingan Israel, dan lain sebagainya. Ini yang mengajak dan mengonsolidasikan mereka."
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.