WAHANANEWS.CO, Jakarta - Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 jatuh pada 21 Februari, bertepatan dengan 20 tahun tragedi longsor Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah di Cimahi (2005).
Tragedi ini menewaskan ratusan orang dan menjadi pengingat kelam akan dampak buruk pengelolaan sampah yang tidak tepat, sekaligus momentum perubahan menuju pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia.
Baca Juga:
Menteri LH Dorong Pemprov DKI Sosialisasi Pengolahan Sampah dan Gratiskan Pemilahan
Latar Belakang Hari Peduli Sampah Nasional
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar di tingkat nasional maupun global.
Berdasarkan laporan Global Waste Management Outlook 2024, sekitar 38% sampah dunia tidak dikelola dengan baik, yang berkontribusi terhadap krisis lingkungan global, termasuk perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran.
Baca Juga:
Sampah Plastik Masih Mengancam, Pemerintah Diminta Segera Perketat Aturan
Di Indonesia, total timbunan sampah pada 2023 mencapai 56,63 juta ton per tahun.
Dari jumlah tersebut, hanya 39,01% (22,09 juta ton) yang berhasil dikelola, sementara 60,99% (34,54 juta ton) masih belum terkelola dengan baik.
Lebih dari separuh (54,44%) dari 306 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di berbagai daerah masih beroperasi dengan sistem open dumping atau penimbunan terbuka.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, institusi non-pemerintah, dan masyarakat.
Semua elemen ini memiliki peran penting dalam menciptakan solusi nyata guna mencapai pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
Tema Hari Peduli Sampah Nasional 2025
Tahun ini, HPSN 2025 mengusung tema "Kolaborasi untuk Indonesia Bersih", dengan beberapa tujuan utama:
Memperkuat komitmen pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah.
Meningkatkan partisipasi publik dalam upaya mencapai nol emisi melalui gerakan memilah sampah.
Mendorong pelaku usaha untuk mengimplementasikan bisnis hijau dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan baku ekonomi.
Membangun rantai nilai pengelolaan sampah di seluruh sektor.
Rangkaian Kegiatan HPSN 2025
Berbagai kegiatan telah disiapkan untuk memperingati HPSN 2025 dengan fokus pada pengelolaan sampah terpadu dari hulu ke hilir.
Beberapa kegiatan yang akan digelar meliputi:
• Aksi Seruni (Gerakan Bersih-Bersih Serentak untuk Negeri)
• Aksi Bersih Mangrove
• Aksi Bersih Desa
• Aksi Bersih Gunung
• Puncak Peringatan HPSN
• Aksi Bersih Pantai
• Roadshow Kampus untuk Edukasi Pengelolaan Sampah
• Program Bersaling (Bersama Kelola Lingkungan) di Sekolah-sekolah
• Ramadan Minim Sampah
• Aksi Bersih Pesantren dan Pasar
• Kampanye Bersaling di Jakarta dan Bandung
• Gerakan Idul Fitri Bersih Sampah
Dengan serangkaian aksi konkret ini, HPSN 2025 bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum refleksi dan revolusi dalam pengelolaan sampah nasional.
Tragedi Leuwigajah seharusnya menjadi pengingat bahwa sampah yang dibiarkan tanpa solusi akan berujung pada bencana.
Namun, jika dikelola dengan inovasi dan kolaborasi lintas sektor, sampah bisa menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi.
Tahun ini, tantangannya bukan lagi sekadar mengurangi timbunan sampah, melainkan membangun ekosistem yang menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian dari budaya, ekonomi, dan keberlanjutan.
Indonesia tidak hanya harus bersih dari sampah, tetapi juga cerdas dalam mengelolanya.
[Redaktur: Sandy]