WAHANANEWS.CO, Jakarta - DPR RI akan menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC), yang akan berlangsung di Jakarta pada 12–15 Mei 2025.
Forum ini mempertemukan parlemen dari negara-negara anggota OKI dalam rangka memperingati 25 tahun berdirinya PUIC sejak didirikan pada 1999.
Baca Juga:
May Day di Jakarta Kondusif, 13 Anarko Ditangkap Usai Buat Ricuh
Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan bahwa momen ini menjadi kehormatan tersendiri bagi Indonesia.
“Ini merupakan kehormatan karena Indonesia menjadi tuan rumah perayaan 25 tahun PUIC. DPR RI siap menyambut hangat delegasi dari negara-negara sahabat,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (10/5/2025).
Puan menjelaskan, konferensi ini tidak sekadar bersifat administratif, melainkan juga menjadi momentum strategis untuk menegaskan kembali peran Indonesia sebagai penggerak diplomasi dunia Islam yang inklusif, demokratis, dan berorientasi solusi.
Baca Juga:
Rakor Komisi V DPR, Menteri PU: Sinergi Infrastruktur dan Transportasi Faktor Utama Kelancaran Mudik Lebaran 2025
"Menjadi tuan rumah PUIC 2025 bukan hanya soal penyelenggaraan acara, tetapi juga mencerminkan kepemimpinan moral dan arah politik luar negeri Indonesia," jelasnya.
DPR RI, lanjut Puan, siap berperan sebagai penghubung antarparlemen negara-negara Islam untuk membangun dialog, kerja sama, serta transformasi.
Konferensi tahun ini mengangkat tema “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”.
“DPR RI ingin menekankan bahwa ketahanan dunia Islam tak bisa dilepaskan dari fondasi tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan kuat,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia akan mendorong diskusi-diskusi konkret untuk menjawab tantangan yang dihadapi negara-negara OKI, khususnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
"DPR RI memahami betul bahwa diplomasi parlemen hari ini menuntut aksi nyata. Isu Palestina, penguatan kelembagaan, hingga perdamaian regional adalah isu-isu krusial yang harus menjadi pembahasan prioritas," ujarnya.
Konferensi ini direncanakan dihadiri oleh sekitar 500 peserta dari negara-negara anggota OKI dan negara pengamat.
Sejauh ini, 11 ketua parlemen dan 8 wakil ketua parlemen telah memastikan kehadiran mereka dalam forum yang dimulai pada Minggu, 11 Mei 2025.
Menurut Puan, partisipasi pemimpin parlemen dari berbagai kawasan, termasuk ASEAN seperti Malaysia, menandakan keberhasilan diplomasi Indonesia dalam menyelenggarakan forum penting ini.
"PUIC 2025 akan menjadi forum lintas batas yang mengarah pada diplomasi berbasis solusi, bukan sekadar seremonial," katanya.
Melalui PUIC, Puan berharap tercipta panggung kepemimpinan kolektif yang menyatukan suara, memperkuat solidaritas, dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) dahulu.
Puan juga menekankan relevansi penyelenggaraan PUIC dengan peringatan 70 tahun KAA di Bandung pada 18 April 2025.
“Dengan begitu, perhelatan PUIC 2025 akan menjadi kelanjutan dari semangat Bandung yang mengilhami perjuangan negara-negara Asia dan Afrika, khususnya dalam menegakkan kedaulatan, keadilan, dan kerja sama yang setara,” jelasnya.
Ia berharap kehadiran para pemimpin parlemen dapat mempererat hubungan dan kerja sama antarnegara anggota OKI.
PUIC sendiri didirikan pada 17 Juni 1999 untuk meningkatkan kolaborasi parlemen negara-negara Islam dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta memperkuat solidaritas menghadapi tantangan global.
Organisasi ini berkantor pusat di Teheran, Iran, dan memiliki 57 negara anggota.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]