Sementara
itu, penggunaan kompor listrik ditargetkan mencapai 10 juta unit di 2030.
Selanjutnya,
pemerintah berharap teknologi Carbon Capture and Storage atau Carbon Capture, Utilization,
and Storage (CCS/CCUS) sudah bisa diaplikasikan di pembangkit listrik
berbasis energi fosil pada 2031-2035.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
"Periode
2036-2040, kami berharap sektor energi sudah peak untuk emisinya. Jadi berharap agar
jangan lagi ada penambahan emisi dari sektor energi. Tentunya dalam hal ini
teknologi yang advance akan kami
kembangkan, misalnya untuk teknologi Integrated Gas Combine Cycle dengan CCS. Kami juga berharap
seluruh kendaraan roda dua sudah memanfaatkan kendaraan listrik," ujarnya.
Lebih
lanjut, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) diharapkan sudah bisa masuk ke dalam sistem
kelistrikan nasional dengan catatan potensi EBT lainnya sudah bisa
dimaksimalkan pemanfaatannya pada 2041-2045.
Dengan
berbagai upaya tersebut, kata Harris, karbon netral diharapkan dapat tercapai
di 2050.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Pengoperasian
PLTU batu bara pada 2045-2050 juga diperkirakan secara natural akan berhenti.
Sebagai
gantinya, pemenuhan kebutuhan pasokan listrik diharapkan mampu dipenuhi dengan
adanya penambahan kapasitas PLTN dalam jumlah besar.
Selain
itu, penggunaan kendaraan listrik untuk roda empat juga diharapkan bisa diterapkan
secara keseluruhan. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.