Stabil
pada kecepatan rendah bisa memberi keuntungan saat pesawat harus bermanuver
melintasi daerah sempit di antara tebing tinggi.
Aerodinamika
perpaduan dari N250 dan CN235 juga memungkinkan pesawat mendarat mulus meski
landasannya rumput atau tanah sepanjang 500 meter.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Mesin
pesawat yang menggunakan produk Pratt & Whitney ini dirancang untuk tetap
berkinerja baik pada daerah dengan tekanan udara rendah dan suhu tinggi.
Meski
termasuk mesin pesawat generasi lama, Pratt & Whitney dipilih karena lebih
banyak teknisi yang memahaminya dan suku cadang banyak tersedia.
Pesawat
itu didesain mampu menerbangi wilayah pedalaman Pegunungan Papua dengan
ketinggian lebih dari 6.000 kaki atau 1.800 meter.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
Uji Terbang
Pada
2017, pesawat N219 berhasil menjalani penerbangan perdana dari landasan pacu
Bandara Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.