Beriringan
dengan produksi komponen, sertifikasi pun dilakukan Direktorat Kelaikan Udara
dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan.
Karena
difokuskan untuk pasar Indonesia, sertifikasi N219 di dalam negeri dinilai
cukup.
Baca Juga:
Nyaris Tergelincir, Batik Air Mendarat Miring di Tengah Hujan Deras
Sebab,
berdasarkan pengalaman sertifikasi N250 melalui lembaga asing, sertifikasi jadi
tantangan karena tidak bebas dari kepentingan politik.
Spesifikasi
Baca Juga:
Digadang-gadang Jadi Pesawat Paling Efisien, Dreamliner Air India Justru Alami Tragedi Maut
Harian Kompaspada 26 Januari 2015 memberitakan,
salah satu kunci penting pesawat N219 ada pada sistem aerodinamika dan avionik.
Sistem
aerodinamika N219 mirip pendahulunya, N250 dan CN235, yang dibuat tahun
1990-an. Jauh lebih muda ketimbang kompetitor yang mengandalkan desain
tahun 1960-an.
Itu
memberi keunggulan meraih kecepatan minimal untuk daya angkat (stall speed) 59 knot.