"Kesempatan kita hanya ada 13 tahun ke depan. Begitu kita keliru memilih pemimpin yang tepat untuk 13 tahun ke depan, hilanglah kesempatan untuk menjadi negara maju," tambanhnya.
Jokowi memberikan contoh, negara semacam Korea Selatan adalah contoh terbaik. Negara itu bisa menjaga kemajuannya dengan kepemimpinan yang stabil.
Baca Juga:
Realisasi Anggaran Pemilu Tahun 2023 Capai Rp29,9 Triliun
Karenanya, Jokowi menyatakan bahwa Pilpres 2024 sangat penting. Dia juga memastikan, tidak ada peraturan yang melarang soal cawe-cawe. "Tidak ada aturan yang dilanggar," tegasnya.
"Tolong dipahami ini demi kepentingan nasional, memilih pemimpin pada 2024 sangat krusial penting sekali, harus tepat dan benar,” ucapnya.
Sementara terkait dengan siapa capres dan cawapres yang dijagokan, Jokowi mengaku hal tersebut urusan partai politik (parpol).
Baca Juga:
Bawaslu Jakarta Barat Ungkap 3 Dugaan Pelanggaran Kampanye Pemilu 2024
"Kalau urusan siapa capres cawapres itu urusan partai politik. Saya tidak bisa intervensi. Bisa itu calonnya 2, 3, 4, itu urusan parpol," katanya.
Pada pertemuan itu Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Deputi Bidang Protokoler, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmuddin. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.