Biaya Membengkak
Baca Juga:
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Fakta-fakta Aktualnya
Sebelumnya, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko KAI, Salusra Wijaya, mengatakan, kebutuhan investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak dari US$ 6,07 miliar atau sekitar Rp 86,67 triliun (kurs Rp 14.280 per dolar AS) menjadi US$ 8 miliar atau setara Rp 114,24 triliun.
Estimasi ini sedikit turun dari perkiraan awal pembengkakan mencapai US$ 8,6 miliar atau Rp 122,8 triliun.
Hal ini karena perusahaan disebut melakukan efisiensi, seperti memangkas biaya, pembangunan stasiun, dan lainnya.
Baca Juga:
Proyek Kereta Cepat, Tenaga Lokal Sudah Gantikan Tukang Las China
Namun, ia menyebut, kebutuhan investasi proyek akan meningkat karena Indonesia belum menyetor modal awal senilai Rp 4,3 triliun.
Padahal, setoran itu seharusnya dilakukan sejak Desember 2020.
Jumlah itu belum termasuk estimasi tanggung jawab sponsor dalam membiayai pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar Rp 4,1 triliun.