Alasannya: tabungan kelompok yang rentan mungkin telah
tergerus --atau habis-- karena telah digunakan untuk bertahan hidup selama
ini.
Jika penerima manfaat kita perluas menjadi 160 juta
penduduk (60 persen dari total penduduk), bantuan perlu diberikan kepada
sekitar 40 juta rumah tangga (asumsinya satu keluarga terdiri atas empat orang:
bapak dan ibu serta dua anak).
Baca Juga:
Apindo Ungkap Penyebab Tutupnya Banyak Pabrik dan PHK di Jawa Barat
Jika nilai manfaat adalah Rp 1 - 1,5 juta per bulan
(lebih tinggi dari yang ada saat ini), dan diberikan selama tiga bulan,
dibutuhkan Rp 120-180 triliun atau 0,75 - 1,1 persen dari PDB.
Alokasi anggaran kesehatan juga perlu ditambah untuk
penyediaan vaksin dan 3T.
Data di sejumlah negara menunjukkan: secara umum
vaksin cukup efektif untuk meminimalkan dampak berat infeksi Covid-19.
Baca Juga:
Sejarah UMKM Nasional, Roda Penggerak Perekonomian Indonesia
Karena itu, percepatan vaksin menjadi kunci.
Keterlambatan vaksin --baik karena
keterbatasan pasokan, distribusi, maupun keengganan akan vaksin (vaccine
hesitancy)-- bisa membuat dampak pandemi menjadi sangat buruk.
Akibatnya, proses pemulihan ekonomi menjadi semakin
berat, apalagi bagi negara yang kemampuan stimulusnya terbatas.