Alasannya: meningkatnya mobilitas dan membaiknya
ekspor.
Seiring dengan meningkatnya mobilitas --akibat menurunnya
kasus infeksi periode Februari sampai sebelum Lebaran-- belanja mengalami
peningkatan.
Baca Juga:
Apindo Ungkap Penyebab Tutupnya Banyak Pabrik dan PHK di Jawa Barat
Data Office of
Chief Economist Bank Mandiri menunjukkan: indeks belanja sudah kembali,
bahkan sudah lebih tinggi dibandingkan periode pra-Covid-19.
Inilah yang menjelaskan mengapa konsumsi rumah tangga
mengalami pertumbuhan yang tinggi (5,93 persen).
Sejalan dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga,
dunia usaha merespons dengan meningkatkan investasi.
Baca Juga:
Sejarah UMKM Nasional, Roda Penggerak Perekonomian Indonesia
Dari sisi ekspor, kenaikan harga komoditas kelapa
sawit dan batubara, serta pemulihan ekonomi AS dan China, membuat kinerja
ekspor kita meningkat (tumbuh 31,78 persen).
Indonesia mampu memanfaatkan kesempatan ini.
Itulah alasan mengapa pertumbuhan ekonomi mencapai
7,07 persen pada triwulan II-2021.