WahanaNews.co | Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyelenggarakan Media Talk bertajuk “Pemberdayaan Perempuan.”
Acara dalam rangka menyambut Hari Ibu ke-96 yang bertema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045” ini menjadi ruang diskusi yang mendalam tentang pentingnya perempuan berdaya dalam berbagai aspek kehidupan.
Baca Juga:
Kemen PPPA Dorong Kolaborasi Lintas Pihak Ciptakan Lingkungan Inklusif bagi Kelompok Rentan
Media Talk kali ini berfokus pada salah satu sub tema Perayaan Hari Ibu yaitu “Perempuan Berdaya”, yang menyoroti peran strategis perempuan dalam ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, pemberdayaan perempuan menjadi kunci dalam mendorong kesetaraan gender dan keberlanjutan pembangunan.
Rini Handayani, Plt. Deputi Kesetaraan Gender Kemen PPPA, menyatakan bahwa Hari Ibu merupakan momentum penting untuk menghormati perjuangan perempuan sekaligus mendorong partisipasi aktif mereka dalam pembangunan bangsa.
Baca Juga:
Kemen PPPA Tegaskan Komitmen Lindungi Korban Kekerasan Seksual dengan Regulasi dan Layanan Terpadu
“Dengan memberdayakan perempuan, kita sedang membangun masa depan bangsa. Perempuan yang berdaya mampu memberikan dampak positif di berbagai aspek kehidupan, baik dalam keluarga, komunitas, hingga pembangunan nasional,” kata Rini Handayani.
Menurut dia, Hari Ibu ke-96 yang terdiri dari kuntum melati, angka tahun, dan warna merah putih mencerminkan semangat perjuangan dan kesetaraan gender.
Tema tahun ini juga mengapresiasi keberhasilan perempuan dalam mendukung pembangunan bangsa sekaligus mendorong kepedulian terhadap isu-isu strategis.
Salah satu program unggulan dalam rangka Hari Ibu adalah peluncuran Ruang Bersama Indonesia (RBI).
Program ini merupakan pengembangan dari Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang melibatkan enam lokasi percontohan.
RBI bertujuan untuk Meningkatkan kepedulian terhadap perempuan, anak, dan kelompok rentan dan Membentuk gerakan kolaborasi lintas sektor untuk mendukung pembangunan inklusif.
“Kami berharap RBI akan menjadi gerakan bersama yang akan menjadi kebutuhan warga desa atau kelurahan untuk menciptakan perubahan pola pikir dan meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak,” tambahnya.
Margaretha Hanita, Ketua Yayasan Ketahanan Perempuan dan Anak, menekankan pentingnya ketahanan perempuan di era digital. Perempuan menghadapi tantangan seperti rendahnya literasi digital, ancaman kekerasan berbasis elektronik, dan kurangnya akses terhadap teknologi.
Namun, era digital juga membuka peluang besar bagi perempuan, termasuk dalam e-commerce, pendidikan, dan kepemimpinan.
“Kami mendukung perempuan untuk memanfaatkan transformasi digital dengan bersuara, berkarya, dan berbudaya. Perempuan harus menjadi pelaku aktif dalam pembangunan digital, tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai pencipta dan inovator,” ujarnya.
Margaretha mengajak untuk manfaatkan momentum ini untuk bersatu, memanfaatkan teknologi dengan bijak, serta mendukung perempuan untuk terus berkarya dan berbudaya demi Indonesia Emas 2045.
Melalui Media Talk ini, Kemen PPPA mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Melalui Hari Ibu, kami ingin menegaskan bahwa pergerakan perempuan, sekecil apa pun, memiliki arti besar bagi masa depan Indonesia,” tutur Rini Handayani.
Acara ini menjadi bukti komitmen Kemen PPPA dalam mendorong pemberdayaan perempuan sebagai bagian integral dari pembangunan Indonesia.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan semua pihak, perempuan Indonesia diharapkan dapat terus berdaya dan menjadi motor penggerak perubahan menuju Indonesia Emas 2045.
[Redaktur: Zahara Sitio]