Upaya ini juga bagian dari strategi nasional untuk menekan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian, yang masih menjadi ancaman serius di ruang digital.
Ambon dipilih sebagai lokasi kegiatan karena dinilai memiliki potensi besar dalam peningkatan literasi digital, khususnya di Indonesia Timur.
Baca Juga:
Isu “Balik Nama HP” Viral, Kemkomdigi Tegaskan: Perlindungan Konsumen, Bukan Ribetkan Warga
Berdasarkan data Kemkomdigi, pengguna internet di Maluku meningkat 11,7 persen pada tahun 2025, dengan mayoritas berada di kelompok usia 18–25 tahun.
Namun, tingkat literasi digital dasar, seperti kemampuan memverifikasi informasi dan menjaga keamanan data pribadi, masih tertinggal dibandingkan rata-rata nasional.
“Kami ingin membangun pusat-pusat komunikasi publik berbasis kampus di luar Jawa, agar pemerataan literasi digital bisa berjalan. Mahasiswa Ambon memiliki potensi besar menjadi pionir perubahan ini,” kata Nursodik.
Baca Juga:
Isu 'Balik Nama HP' Hebohkan Publik, Kemkomdigi: Ini Perlindungan Konsumen, Bukan Birokrasi
Program ini akan berlanjut ke sejumlah kota di wilayah timur Indonesia, seperti Ternate, Kupang, dan Jayapura, dengan fokus pelatihan pembuatan konten publik dan jurnalisme digital yang mengedepankan etika.
Dalam kegiatan ini, perwakilan kampus dan komunitas digital Maluku turut menyatakan dukungannya terhadap inisiatif Kemkomdigi.
Kolaborasi ini akan dilanjutkan dengan pembentukan Forum Komunikasi Publik Mahasiswa Maluku (FKPMM), yang akan berperan dalam menyebarkan literasi digital di wilayahnya.