Hal ini disebabkan karena Barat telah memperkosa dan memutar
balikan nasionalisme. Padahal nasionalisme yang sejati masih tetap
berkobar-kobar di negara-negara Barat.
Jika tidak demikian, rnaka Barat tidak akan menantang dengan
senjata chauvinisme Hitler yang agresif.
Baca Juga:
Peringati Bulan Bung Karno, Kader PDI-Perjuangan Jalan Sehat Bareng Tri Adhianto & Ono Surono
Tidakkah nasionalisme? Sebutlah jika mau,
patriotisme --mempertahankan kelangsungan hidup semua
bangsa? Siapa yang berani menyangkal bangsa, yang melahirkan dia? Siapa yang
berani berpaling dari bangsa, yang menjadikan dia? Nasionalisme adalah mesin
besar yang menggerakkan dan mengawasi semua kegiatan internasional kita;
nasionalisme adalah sumber besar dan inspirasi agung dari kemerdekaan.
Nasionalisme kami di Asia dan Afrika tidaklah sama dengan yang
terdapat pada sistem Negara-negara Barat.
Di Barat, nasionalisme berkembang sebagai kekuatan yang agresif
yang mencari ekspansi serta keuntungan bagi ekonomi nasionalnya. Nasionalisme di Barat adalah kakek dari imperialisme, yang bapaknya
adalah Kapitalisme.
Baca Juga:
Bupati Karo Tinjau Proyek Pelebaran Jalan, Usulkan Pemugaran Akses ke Rumah Pengasingan Bung Karno
Di Asia dan Afrika dan saya kira juga di Amerrka Latin,
nasionalisme adalah gerakan pembebasan, suatu gerakan protes terhadap
imperialisme dan kolonialisme, dan suatu jawaban terhadap penindasan
nasionalisme-chauvinis yang bersumber di Eropah.
Nasionalisme Asia dan Afrika serta Nasionalisme Amerika Latin
tidak dapat ditinjau tanpa memperhatikan inti sosialnya.
Di Indonesia kami menganggap inti sosial itu sebagai pendorong
untuk mencapai keadilan dan kemakmuran. Bukankah itu tujuan yang baik yang
dapat diterima oleh semua orang?