Saya tidak berbicara hanya tentang kami sendiri di Indonesia, juga
tidak hanya tentang Saudara-saudara saya di Asia dan Afrika serta Amerika
Latin. Saya berbicara tentang seluruh dunia. Masyarakat adil dan makmur dapat
merupakan cita-cita dan tujuan semua orang.
Mahatma Gandhi pernah berkata: "Saya seorang nasionalis, akan
tetapi nasionalisme saya adalah perikemanusiaan".
Baca Juga:
Peringati Bulan Bung Karno, Kader PDI-Perjuangan Jalan Sehat Bareng Tri Adhianto & Ono Surono
Kami pun berkata demikian. Kami nasionalis, kami
cinta kepada bangsa kami dan kepada semua bangsa. Kami nasionalis karena kami
percaya bahwa bangsabangsa adalah sangat penting bagi dunia di masa sekarang ini, dan kami tetap demikian, sejauh mata dapat
memandang ke masa depan.
Karena kami nasionalis, maka kami mendukung dan menganjurkan
nasionalisme di mana saja kami jumpainya.
Sila ketiga kami adalah Internasionalisme. Antara Nasionalisme dan
Internasionalisme tidak ada perselisihan atau pertentangan.
Baca Juga:
Bupati Karo Tinjau Proyek Pelebaran Jalan, Usulkan Pemugaran Akses ke Rumah Pengasingan Bung Karno
Memang benar, bahwa internasionalisme tidak akan dapat tumbuh dan
berkembang selain di atas tanah yang subur dari nasionalisme.
Bukankah Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa itu merupakan bukti yang nyata
dari hal ini?
Dahulu ada Liga Bangsa-Bangsa. Kini ada
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Nama-nama itu sendiri menunjukan bahwa bangsa-bangsa mengingini dan membutuhkan suatu badan internasional, di mana setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat.
Internasionalisme sama sekali bukan kosmopolitanisme, yang
merupakan penyangkalan terhadap nasionalisme, yang anti-nasional dan memang
bertentangan dengan kenyataan.