Sila keempat adalah Demokrasi. Demokrasi bukanlah monopoli atau
penemuan dari aturan sosial Barat.							
						
							
							
								
Lebih tegas, demokrasi tampaknya merupakan keadilan asli dari
manusia, meskipun diubah untuk disesuaikan dengan kondisi-kondisi sosial yang
khusus.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Yurike Sanger, Istri Ketujuh Bung Karno, Tutup Usia di California
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								
Selama beribu-ribu tahun dari peradaban Indonesia, kami telah
mengembangkan bentuk-bentuk demokrasi Indonesia.							
						
							
							
								
Kami percaya bahwa bentuk-bentuk ini mempunyai pertalian dan arti
internasional. Ini adalah soal saya bicarakan kemudian.							
						
							
							
								
Akhirnya, Sila yang penghabisan dan yang terutama ialah Keadilan
Sosial. Pada Keadilan Sosial ini kami rangkaikan kemakmuran sosial, karena kami
menganggap kedua hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Gedung Pancasila, Simbol Persatuan dan Lahirnya Ideologi Bangsa
									
									
										
									
								
							
							
								
Benar, hanya suatu masyarakat yang makmur dapat merupakan
masyarakat yang adil, meskipun kemakmuran itu sendiri bisa bersemayam dalam
ketidak-adilan sosial.							
						
							
							
								
Demikianlah Panca Sila kami. Ketuhanan Yang Maha Esa,
Nasionalisme, Internasionalisme, Demokrasi, dan Keadilan
Sosial.							
						
							
							
								
Tidaklah termasuk tugas saya hari ini untuk menguraikan bagaimana
kami berusaha, dalam kehidupan dan urusan nasional kami, menggunakan dan
melaksanakan Panca Sila. Jika saya menguraikan hal ini, maka ini akan
mengganggu keramah-tamahan badan internasional ini.