Menurutnya, capaian tersebut
merupakan hasil kerjasama dari setiap karyawan yang berkontribusi di
perusahaan.
"Di 2005, aset perusahaan
kami sebesar Rp 2,78 triliun. Naik sampai 7 kali lipat menjadi Rp 18,28 triliun
pada 2011. Bagi saya, achievement
tersebut tidak akan terjadi tanpa gotong royong manusia sebagai "arwah" dari
perusahaan," tuturnya.
Baca Juga:
Arsjad Rasjid Jadi Ketua Dewan Pertimbangan, Anindya Bakrie Pimpin Kadin 2024-2029
Di balik pencapaian positif,
Indika Energy juga tak luput dari problem.
Tragedinya berlangsung di
tahun 2003-2006, saat harga batu bara anjlok.
Menyiasati persoalan
tersebut, Arsjad menempuh strategi back
to basic dengan melihat kembali cost
yang bisa dirampingkan.
Baca Juga:
Arsjad Rasjid dan Anindya Bersatu, Kadin Siap Gelar Munas Usai Pelantikan Presiden
"Jangan sampai salah, umumnya
pebisnis lebih mendahulukan untuk mengurangi pegawai. Padahal, manusia itu kan bukan biaya, tapi aset," ia
mengingatkan.
Gaya kepimpinan Arsjad boleh
jadi berbeda dengan para leaders
lainnya.
Ia memanggil dirinya "Pemimpin
ASA", yakni pemimpin yang bisa memberi sebuah harapan kepada semua dinastinya,
termasuk diri sendiri.